Powered by Blogger.

Thursday, 12 May 2016

Pandai Membalas Budi


Di suatu siang, seekor semut merayap dengan gesit menuju tepi sungai untuk minum. Semut itu biasa menghilangkan dahaga dengan meminum air dari sungai itu. Semut terlihat berhati-hati menuruni jalan ke tepi sungai agar tidak terpeleset dan jatuh ke air. Sesampainya di tepi sungai,semut itu pun minum untuk menghilangkan dahaganya.

Akan tetapi, saat akan merayap Iagi ke atas, semut terhempas oleh angin yang berhembus ke arah dirinya. Semut itu jatuh ke sungai. Semut berjuang sekuat tenaga untuk menepi. Namun arus sungai cukup deras menyeretnya.


"Tolong aku,tolong aku", teriak semut. Berharap ada binatang lain yang mendengarnya.

Namun, suaranya tertelan oleh suara arus sungai. Tidak ada binatang lain yang mendengar teriakannya. Semut tidak putus asa. la mengumpulkan tenaga. Kemudian, sekali iagi berteriak,”Tolong aku, tolong aku."

Teriakan semut kali ini didengar oleh seekor merpati yang sedang asyik hinggap di sebuah dahan pohon di tepi sungai itu. Merpati langsung mencari asal suara. Ternyata itu suara seekor semut yang terseret arus sungai. Merpati bergegas memetik selembar daun dengan mulutnya dan terbang menuju semut.

”Naiklah ke daun ini", ujar merpati sambil mendekatkan daun itu ke semut.



Semut berusaha naik ke atas daun dengan sekuat tenaga. Semut berhasil naik ke atas daun. Kemudian, merpati terbang membawa daun itu ke dahan sebuah pohon. Semut pun selamat.

”Terima kasih, kau telah menolongku", ujar semut kepada merpati. “Sama-sama. Kita sama-sama makhluk ciptaan Allah SWT. Sudah semestinya kita tolong-menolong", kata merpati.

Beberapa hari kemudian, saat merpati tengah asyik bersantai di sebuah dahan pohon, ada seorang pemburu yang tengah mengincarnya. Ia mengarahkan senapannya ke arah merpati itu.

Secara tak sengaja, semut tengah mencari makan di tempat itu. la melihat pemburu hendak membidik merpati yang tempo hari menolongnya. Semut pun berusaha merayap secepat-cepatnya. Semut itu menggigit kaki si pemburu sekuat-kuatnya. Pemburu berteriak kesakitan.

Teriakan pemburu itu mengejutkan merpati.



Merpati pun segera terbang menjauhi si pemburu. Merpati selamat dari ancaman bidikan pemburu. Merpati sempat melihat semut yang tempo hari ditolongnya. Kali ini semut itu yang menolong dirinya. Merpati itu mengucapkan terima kasih. Semut tersenyum. la merasa bahagia dapat membalas kebaikan merpati.



HIKMAH
Jika ada orang yang berbuat baik kepada kita, maka ucapkanlah terima kasih. Se|ain itu, berusahalah untuk membalas kebaikannya sesuai dengan kemampuan kita.




Tuesday, 10 May 2016

Menjadi Anak Cerdik


Di suatu senja, seekor kancil berjalan
girang menuju sebuah sungai. Ia bermaksud menyeberangi sungai itu untuk menemui temannya, kelinci. Kancil menuruni tanah yang cukup terjal dan sampailah di tepi sungai. Saat kancil akan menyeberang, tiba-tiba munculah seekor buaya. Kancil terkejut dan Iangsung naik
Iagi ke tepi sungai. ”Hai buaya, kau telah mengagetkanku", seru kancil. ”Ha..ha..aku mau memakanmu", kata Buaya.


"Aku pikir kau tidak akan habis memakanku sendirian. Panggillah saudara-saudaramu yang Iain", ujar kancil. 

”Oh begitu ya. Baiklah, aku akan panggil saudara—saudaraku yang lain.” Tidak berapa lama. Muncullah sekelompok buaya. "Kalian berjejerlah menuju tepi sungai. Aku ingin menghitung jumlah kalian dulu", ujar kancil.

Buaya-buaya itu pun berjejer dari tepi sungai mengarah ke seberang sungai. Lalu, kancil melangkah di atas buaya-buaya itu sambil menghitungnya menuju seberang. Begitu sudah dekat ke seberang sungai, kancil melompat ke tepian. Kancil pun sudah berada di seberang sunga.

"Wahai para buaya, terima kasih kau telah membantuku menyeberang sungai", kata kancil.

Kancil berjalan melanjutkan perjalanannya untuk bertemu dengan temannya, kelinci. Sementara itu, buaya-buaya itu saling pandang dan tidak menyadari apa yang telah terjadi.

HIKMAH
Ketika menghadapi bahaya, tetaplah tenang. Berpikirlah dengan cerdik untuk menemukan cara melepaskan diri dari bahaya itu. Lalu, perkuat dengan doa.